SISTEM USAHATANI
INTEGRASI TERNAK DAN TANAMAN DI LAHAN KERING
Kesesuaian Inovasi/Karakteristisk Lokasi
Topografi wilayah bergelombang, dengan ketinggian 50-150 m dpl. Jenis
tanah latosol 45%, PMK 14%, andosol 3% dan jenis kompleks 37%. Desa Sari Mulya mempunyai
tingkat kesubursn tanah rendah yang ditunjukkan dengan N dan K total rendah, P
tersedia rendah. Palawija dan sapi potong merupakan komoditas andalan
masyarakat Curah hujan 97-384 mm/tahun rata-rata hari
hujan 12 hari termasuk tipe A (sangat basah). Temperatur 25-30°C rata-rata
27°C, dengan kelembaban udara 80% Pemberian
pakan pola petani masih mengandalkan rumput lapangan dengan tambahan sedikit
rumput unggul atau limbah palawija yang masih segar. Peternak menghabiskan
waktu 3 jam dengan menempuh jarak hingga 15 km untuk mendapatkan pakan 3 ekor
ternak sapi. Biaya yang dibutuhkan untuk pembelian bensin 1 liter sebesar Rp.
5.000. Limbah pertanian palawija yang telah dimanfaatkan terutama berupa pucuk
jagung, tetapi belum ada usaha untuk mengawetkannya. Sudah ada usaha penanaman hijauan makanan ternak
yang ditanam dipinggir ladang.
Calving Interval rata-rata 14,4 bulan dan Service
per Conception 1,9 akan tetapi data ini diambil berdasarkan ingatan petani,
petani belum mempunyai pencatatan tentang ternaknya.
Pucuk jagung yang sering berlimpah pada waktu petani memotong pucuk jagung
hanya dipakai sebagai pakan untuk 2-3 hari, selebihnya terbuang. Untuk
mengatasi hal ini dicoba mengawetkan pucuk jagung dengan pembuatan silase.
Keunggulan/Nilai Tambah Inovasi
Konsep yang diterapkan
merupakan pertanian terpadu dengan penekanan utama pada integrasi sapi
palawija. Limbah pawija
sebagian kecil pucuk jagung dimanfaatkan untuk pakan ternak dan sebagian besar
terbuang. Dengan pengakajian, ini limbah palawija dimanfatkan untuk pakan
ternak. Dengan menambahkan bahan-bahan lain limbah kering palwija dijadikan
pakan komplit dan pucuk jagung dibuat menjadi silase sehingga lebih banyak yang
bisa dimanfaatkan. Kotoran sapi dibuat
sumber biogas, selanjutnya limbah dari biogas dijadikan pupuk dikembalikan
kepada tanaman.
Dengan
pakan komplit berbahan dasar limbah palawija memungkinkan petani menambah skla
usaha sapi bibit 4,33 kali besar skala usaha yang ada.
Uraian Inovasi.
Pola
integrasi yang diterapkan dengan pendekatan zero
waste dan LEISA (Low external input sustainable agriculture) pada ternak
sapi, khususnya untuk commercial
stock. Pengkajian terutama dilakukan
terhadap komponen-komponen teknologi yang terkait lansung dengan siklus
integrasi ternak-tanaman. Beberapa komponen teknologi yang telah
diintroduksikan sebelumnya dikaji efektifitas, kelayakan serta respon dari
penggunanya.
Dari beberapa
teknologi yang dicoba, ransum komplit yang dihasilkan memiliki palatabilitas
yang lebih tinggi serta mendapat respon yang lebih baik dari petani. Pucuk
jagung yang mulai menguning harus segera dipanen seluruhnya sehingga
produksinya untuk pakan melimpah disaat itu. Untuk mempertahankan kualitasnya
telah diintroduksikan teknologi pengawetan secara basah. Produk pengawetan secara
lebih dapat diterima petani. Pembuatan
awetan basah (silase) memerlukan beberapa bahan dan peralatan tambahan yang
membuat proses ini memerlukan biaya tambahan. Demikian juga dengan
pengerjaannya memerlukan kecermatan dalam mengusahakan medium yang kedap udara.
Guna mendapatkan nilai tambah
diintroduksikan teknologi pemanfaatan biogas untuk keperluan rumah tangga.
Mengingat
operasional berbagai paket teknologi introduksi memerlukan dukungan yang kuat
dari kelompok, maka pemberdayaan kelompok mutlak dibutuhkan.
Cara Penggunaan Inovasi
Teknologi Integrasi Ternak dan
Tanaman
Pakan Komplit
Pakan komplit yang
diintroduksikan disusun dengan komposisi bahan sebagai berikut :
Total Digestible Nutrient (TDN) 58,11%
Protein 13,60%
Lemak 3,00%
Serat Kasar 24,62%
Abu 9,58%
Limbah palawija dipotong-potong dengan mesin
pemotong (Chopper) denga ukuran 0,5-1
cm. Kemudian diaduk dengan bahan-bahan lain (jagung giling, kedelai giling,
garam,urea, mineral) Dalam penelitian ini pengadukan secara manual, kalau
memungkinkan bisa diaduk dengan mesin pencampur (mixer).
Pembuatan silase
Cara
pembuatannya dengan memakai plastik ukuran 3 m dengan diameter 0.65 m dapat
diiisi 50 kg pucuk jagung/rumput. Pucuk jagung dipotong-potong dengan mesin
chopper. Untuk membuat hampa udara digunakan pengisap debu. Hasilnya cukup baik dan disukai ternak, warna
coklat kehijauan dan bau asam. Petanipun menanggapi dengan baik.
Biaya
yang dibutuhkan untuk membeli plastik Rp. 11.000/meter atau Rp 33.000. Plastik
diperkirakan tahan untuk 20 kali pembuatan atau 1 ton asal hati-hati agar tidak
bocor. Dengan demikian biaya pembuatan silase Rp. 33/kg.
Biogas
Pembuatan biogas dimaksudkan agar petani
rajin membersihkan kandang dan meningkatkan efisiensi pertanian, karena dari
biogas petani menghemat waktu karena pengisian reaktor biogas dengan kotoran
sapi sambil membersihkan kandang.
Demikian pula dapat menghemat tenaga
mencari sumber kayu untuk memasak dan biaya untuk membeli minyak tanah
atau LPG.
Reaktor biogas
dibuat dari plastik dengan ukuran diameter 0,65 m dengan panjang reaktor
penampung kotoran 6 m (volume 2 m³) dan penampung gas 3 m (volume 1 m³). Dengan
pengisian sekali sehari dapat dipakai memasak 2,4 jam sehari Waktu yang dibutuhkan
untuk mengisi kotoran ke biogas adalah 0,45 jam/hari.
Informasi Lain Yang perlu
ditonjolkan
Dari uraian di atas
terlihat bahwa apabila teknologi ini akan dikembangkan dalam pembangunan
pertanian di desa Sari Mulya atau ke desa lain yang kondisinya hampir sama
perlu mendapat perhatian hal-hal berikut :
Pembiayaan modal petani. Dalam penerapan teknologi ini dibutuhkan
penambahan modal bagi petani sebagai berikut :
- Untuk penerapan teknologi pakan komplit membutuhkan modal pembelian pakan Rp. 900.000/ekor/tahun
- Pembiayaan untuk pembuatan pabrik pakan ternak mini membutuhkan biaya Rp. 60.000.000 – Rp. 75.000.000 untuk produksi 100 ton/bulan. Pembuatan pabrik pakan ternak ini bisa dimiliki swasta maupun kelompok tani
- Dengan pemakaian pakan komplit kapasitas ternak yang dapat dipelihara petani dapat ditingkatkan 4,33 kali. Kalau kapsitas ditingkatkan dua kali saja atau penambahan 3 ekor sapi per orang maka dibutuhkan modal Rp. 10.000.000/orang
- Penerapan teknologi biogas memerlukan pembiayaan Rp. 1.700.000/rumah tangga
Perbaikan perilaku petani. Dalam penerapan
teknologi ini diperlukan perubahan perilaku petani yang perlu diperhatikan
dalam penyuluhan, yaitu :
o Modifikasi
kandang berupa penambahan tempat minum agar air minum tersedia setiap saat,
karena pakan dalam bentuk kering.
o Merubah persepsi
petani bahwa sapi yang diberikan pakan kering sapinya akan kurus karena jumlah
pakan yang dikonsumsi lebih sedikit (pakan kering hanya 6 kg banding rumput 25kg).
o Kerjasama dalam
kelompok dan antar kelompok (gabungan kelompok), kalau bisa sampai pada semacam
badan usaha milik petani yang dapat mengelola pabrik pakan ternak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar