MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK DOMBA DAN KAMBING
Ternak
kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha
sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil
produksi (baik daging, susu, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah.
Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika
pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif),
pertambahan berat badannya dapat mencapai 50 – 150 gram per hari. Ada
tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing,
yaitu: pembibitan ,perawatan ternak, makanan, dan Kandang.
A. Pembibitan
Pemilihan
bibit atau bakalan kambing dan domba yang akan dipelihara tergantung
dari selera petani peternak dan kemampuan modal yang dimiliki. Akan
tetapi secara umum yang menjadi pilihan petani peternak adalah kambing
maupun domba yang mudah pemasarannya (Murtidjo, 1992).
Pemilihan bibit harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah
untuk pedaging, atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi
daging, kambing etawah untuk produksi susu, dll). Secara umum ciri bibit
yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan
mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
- Ciri untuk calon induk:
- Tubuh kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh besar, tapi tidak terlalu gemuk.
- Jinak dan sorot matanya ramah.
- Kaki lurus dan tumit tinggi.
- Gigi lengkap, mampu merumput dengan baik (efisien), rahang atas dan bawah rata.
- Dari keturunan kembar atau dilahirkan tunggal tapi dari induk yang muda.
- Ambing simetris, tidak menggantung dan berputing 2 buah.
- Ciri untuk calon pejantan :
- Tubuh besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi, dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu kawin) tinggi.
- Kaki lurus dan kuat.
- Dari keturunan kembar.
- Umur antara 1,5 sampai 3 tahun.
Menurut
Sumoprastowo (1980) bahwa tujuan beternak kambing dan domba adalah
untuk memperoleh anak keturunan yang banyak dan cepat besar, sehingga
bisa lekas dijual untuk memperoleh hasil susu kambing yang banyak dan
berkualitas.
Untuk
mencapai tujuan dalam beternak kambing yaitu memperoleh anak dan susu
yang memadai hasilnya, harus dipilih induk betina yang baik. Seekor
induk betina bertubuh besar akan menghasilkan susu yang lebih banyak
dari pada yang betubuh kecil, tetapi hal itu bukan ukuran yang pasti
(Sarwono, 1995)
B. Perawatan Ternak
Perawatan
merupakan salah satu bagian daripada pemeliharaan ternak yang tidak
dapat diabaikan begitu saja. Beberapa perawatan penting yang harus
dilakukan secara rutin dalam pemeliharaan ternak yaitu domba kambing
antara lain:
1). Memandikan
Ternak
yang tidak pernah dimandikan, maka bulunya akan kotor, gembel dan
lembab terutama domba yang tidak pernah dicukur bulunya. Keadaan seperti
ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya kuman penyakit,
parasit dan jamur yang dapat membahayakan terhadap kesehatan ternak.
Tujuan
memandikan ternak yaitu untuk menjaga kesehatan ternak dari kuman
penyakit, parasit dan jamur yang bersarang dalam bulu. Ternak yang
dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan lebih sehat.
Sebaiknya ternak dapat dimandikan secara rutin untuk jantan seminggu sekali sedangkan betina dapat
dimandikan
sebulan sekali. Dalam memandikan ternak jantan dapat di dalam kandang
atau dapat dilakukan di luar kandang atau di tempat pemandian (sumur dan
kolam renang), sedangkan ternak betina dimandikan di dalam kandang
sekaligus untuk sanitasi kandang.
2). Pencukuran bulu
Domba
yang tidak pernah dicukur bulunya akan menjadi gembel dan akan sulit
untuk dibersihkan, kondisi bulu yang seperti ini merupakan tempat yang
baik untuk bersarangnya penyakit, parasit dan jamur yang dapat
membahayakan kesehatan ternak.
Tujuan
dilakukan pencukuran yaitu untuk menjaga kesehatan dari kuman penyakit,
parasit-parasit luar (ekto parasit) seperti kutu serta penyakit kulit
lainnya yang disebabkan oleh jamur. Selain untuk pencegahan penyakit,
pencukuran juga dilakukan untuk memperindah domba terutama pejantan.
Pada betina, seluruh rambut yang menempel di badan dipotong sedangkan
pada jantan biasanya disisakan pada bagian leher (jenggot) dan punggung
bagian depan untuk menambah kesan kejantanan dan keindahan
ternak.Sebelum dicukur sebaiknya domba dimandikan terlebih dahulu agar
dalam pelaksanaan pencukuran lebih mudah.
Pencukuran
dapat dilakukan setahun 1 sampai 2 kali pada betina, sedangkan pada
pejantan dilakukan setiap 3 sampai 4 bulan karena pejantan harus selalu
kawin dan jika rambutnya panjang akan mengganggu aktivitas perkawinan,
juga mengurangi keindahan. Pencukuran yang pertama dilakukan pada waktu
domba telah berumur lebih dari 6 bulan agar domba tidak stress.
3). Pembutrikan
Pembutrikan
merupakan kegiatan khusus dalam perawatan anak jantan dan jantan muda
serta jantan dewasa. Pembutrikan merupakan pemotongan bulu disekitar
tanduk khusus untuk domba garut jantan. Bulu disekitar tanduk dipotong
sampai bersih karena bulu disekitar tanduk tersbut akan tumbuh dengan
baik dan cepat sehingga dapat menghambat dari pada pertumbuhan tanduk,
karena tanduk dan bulu akan berebutan makanan, sehingga dengan dilakukan
pembutrikan ini tanduk akan tumbuh dengan cepat.
Anak
jantan mulai dibutrik pada umur satu bulan dan selanjutnya dibutrik
setiap bulan untuk mempercepat proses pertumbuhan tanduk. Pada domba
garut perawatan tanduk merupakan hal yang penting karena dapat
mempengaruhi daya jual domba tersebut. Selain untuk mempercepat
pertumbuhan tanduk, khususnya pada pejantan dewasa akan menyebabkan
kerusakan pada tanduk yaitu tanduk akan mudah keropos dan pecah dan
apabila diadukan maka tanduk akan pecah.
4). Pemotongan kuku
Pemotongan
kuku merupakan salah satu dari kegiatan perawatan kesehatan DOKA. Kuku
yang panjang akan mengganggu proses pertumbuhan anak, karena anak akan
berjalan dengan tidak wajar akibat terganggu oleh kuku. Cara berjalan
yang tidak wajar tersebut akan terus terbawa sampai dewasa, hal ini akan
menurunkan nilai jual. Pada DOKA dewasa, pemotongan kuku juga merupakan
langkah preventif terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit kuku
(pododermatitis) akibat banyak terselipnya kuman-kuman penyakit pada
sela-sela kuku.
Selain
itu kuku yang panjangterutama pada jantan akan mengganggu proses
perkawinan karena pejantan tidak bisa berdiri secara sempurna. Jika kuku
tersebut patah maka akan mengakibatkan luka dan infeksi. Pemotongan
kuku pada anak dimulai sejak anak berumur 6 bulan dan selanjutnya
dilakukan seperti pada induk betina dan pejantan, yaitu 3-6 bulan
sekali.
5). Pemberian telur dan madu
Pemberian
telur dan madu ini khusus dilakukan pada domba pejantan pemacek, dengan
tujuan untuk meningkatkan stamina, menjaga kesehatan dan memperbanyak
sel telur yang dihasilkan. Pemberian telur ini biasanya diberikan
setelah jantan melakukan perkawinan atau pada saat menjelang pejantan
tersebut akan turun lapang (diadukan). Dosis pemberian yaitu 1 telur
dicampur dengan madu sebanyajk 3 sendok teh, dan pemberiannya dengan
cara dicekokkan.
6). Perbaikan dan pemeliharaan tanduk
Perbaikan
tanduk ini jarang dilakukan. Perbaikan tanduk hanya akan dilakukan jika
terdapat domba jantan yang tanduknya tidak simetris atau tanduknya
rapat sampai menusuk ke lehernya, maka tanduk tersebut segera untuk
diperbaiki. Cara perbaikan tanduk masih bersifat tradisional yaitu
dengan cara tanduknya dibakar dengan mengggunakan bara api. Sebelum
dilakukan pembakaran tanduk, tanduk tersebut diolesi dengan menggunakan
kecap yang telah dicampur dengan minyak.
Tujuan
pemberian kecap dan minyak pada saat pembakaran yaitu agar tanduk tidak
terbakar dan gosong. Pembakaran tanduk ini biasanya dengan menggunakan
obor, dimana api ditiup-tiupkan pada bagian tanduk yang akan diperbaiki.
Prinsip dari pembakaran tersebut yaitu hanya untuk membuat tanduk
tidak keras (agar empuk) pada saat diperbaiki (ditarik), jadi dalam
proses pembakarannya api diusahakan hanya menghangatkan tanduk saja, api
tidak boleh terus mengenai tanduk. Setelah dibakar dan tanduk terasa
sudah empuk maka tanduk ditarik atau diperbaiki dengan menggunakan
tangan atau besi yang berlubang. Perbaikan tanduk dilakukan pertama kali
pada saat ternak mencapai umur minimal 1 tahun (SP).
C. Pakan
Jenis
dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan
yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral,
mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah
diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai
jenis rumput) dan makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung
ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).
Cara pemberiannya :
Cara pemberiannya :
- Diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), berat rumput 10% dari berat badan kambing, berikan juga air minum 1,5 – 2,5 liter per ekor per hari, dan garam berjodium secukupnya.
- Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur sebanyak 0,5 – 1 kg/ekor/hari.
D. Kandang
Sebaiknya ternak dipelihara dalam kandang agar :
1. Memudahkan pengawasan terhadap ternak yang sakit, atau yang sedang dalam masa kebuntingan.
2. Memudahkan dalam pemberian pakan
3. Menjaga keamanan ternak.
Ada 2 macam bentuk kandang yaitu :
1. Kandang dengan lantai tanah yang diatasnya cukup diberi jerami kering.
2. Kandang berbentuk panggung dengan kolong di bawah nya.
Syarat-syarat kandang yang baik adalah :
- Kandang cukup luas, kira-kira 1 m2 per ekor kambing dewasa.
- Tempat harus kering, mendapat cukup sinar matahari pagi dan mudah dibersihkan.
- Terlindung dari hujan, angin langsung dan terik matahari.
- Sebaiknya di sekeliling kandang (terutama yang berlantai tanah) dibuat parit untuk menghindari becek dalam kandang.
- Kotoran harus mudah dibuang yaitu dengan membuat lobang di bawah kandang agar kotoran dan bahan sisa lainnya langsung jatuh ke dalam lobang, yang merupakan bahan pembuat pupuk kandang.
- Letak kandang tidak terlalu dekat dengan rumah atau bangunan lain
- Kandang terbuat dari bahan yang cukup kuat, tetapi murah dan mudah didapat. Alas dapat dibuat dari bambu atau kayu yang disusun/dianyam agak jarang. Dinding kandang dari bambu atau kayu sedang atap dari rumbia kajang, alang-alang, dan sebagainya. Tinggi lantai diatas permukaan tanah 50-70 Cm, sedang jarak lantai ke atap 150-175 Cm. Pada bagian belakang dibuatkan pintu dan tangga untuk keluar masuk ternak dan pada sis kandang sebelah depan dibuatkan tempat makanan dan minuman.
- Tempat makanan berupa bak dari kayu atau bambu dibuat sepanjang sisi depan bagian luar kandang dengan lebar kira-kira 50 Cm. Letaknya lebih tinggi 20-30 Cm dan lantai kandang.
- Tempat minuman dari ember plastik atau belanga dari tanah diletakkan di samping bak makanan. Tempat garam dibuat dari bambu atau kotak kayu yang dipakukan setinggi kira-kira 50 Cm dari lantai. Terutama untuk kandang berlantai tanah harus diberi alas jerami kering yang perlu dibalik-balik jika sudah terlalu basah atau segera diganti dengan jerami yang baru.
1. Kandang dengan lantai tanah yang diatasnya cukup diberi jerami kering.
2. Kandang berbentuk panggung dengan kolong di bawah nya.
Syarat-syarat kandang yang baik adalah :
- Kandang cukup luas, kira-kira 1 m2 per ekor kambing dewasa.
- Tempat harus kering, mendapat cukup sinar matahari pagi dan mudah dibersihkan.
- Terlindung dari hujan, angin langsung dan terik matahari.
- Sebaiknya di sekeliling kandang (terutama yang berlantai tanah) dibuat parit untuk menghindari becek dalam kandang.
- Kotoran harus mudah dibuang yaitu dengan membuat lobang di bawah kandang agar kotoran dan bahan sisa lainnya langsung jatuh ke dalam lobang, yang merupakan bahan pembuat pupuk kandang.
- Letak kandang tidak terlalu dekat dengan rumah atau bangunan lain
- Kandang terbuat dari bahan yang cukup kuat, tetapi murah dan mudah didapat. Alas dapat dibuat dari bambu atau kayu yang disusun/dianyam agak jarang. Dinding kandang dari bambu atau kayu sedang atap dari rumbia kajang, alang-alang, dan sebagainya. Tinggi lantai diatas permukaan tanah 50-70 Cm, sedang jarak lantai ke atap 150-175 Cm. Pada bagian belakang dibuatkan pintu dan tangga untuk keluar masuk ternak dan pada sis kandang sebelah depan dibuatkan tempat makanan dan minuman.
- Tempat makanan berupa bak dari kayu atau bambu dibuat sepanjang sisi depan bagian luar kandang dengan lebar kira-kira 50 Cm. Letaknya lebih tinggi 20-30 Cm dan lantai kandang.
- Tempat minuman dari ember plastik atau belanga dari tanah diletakkan di samping bak makanan. Tempat garam dibuat dari bambu atau kotak kayu yang dipakukan setinggi kira-kira 50 Cm dari lantai. Terutama untuk kandang berlantai tanah harus diberi alas jerami kering yang perlu dibalik-balik jika sudah terlalu basah atau segera diganti dengan jerami yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar